Saat ini banyak masalah-masalah
sosial yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan kita semua. Masalah sosial
seharusnya harus diselesaikan bersama dan bukan hanya sebagian atau beberapa
orang, melihat Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomer 4
di dunia yakni pasti penduduk Indonesia sangat banyak. Semakin banyak individu
akan semakin banyak pula persoalan yang dihadapi masing-masing individu.
Kali ini kami akan membahas
beberapa solusi penyelesaian beberapa persoalan masalah-masalah sosial yang
ada, yakni : kemiskinan, pengganguran, dan narkoba. Masalah-masalah sosial
tersebut dapat diselesaikan melalui beberapa aspek yakni : pendidikan, hukum,
HAM, keluarga dan lingkungan. Tentunya setiap aspek memiliki keutamaan
masing-masing yang semuanya harus dijalankan dengan seimbang dan tidak boleh
lebih mengutamakan hanya satu aspek saja dan yang lain tidak dihiraukan. Jadi
pada intinya semua aspek sangat berhubungan yang apabila dilaksanakan dengan
baik, benar dan tepat akan dapat mengatasi masalah-masalah sosial yang telah
kami sebutkan diatas tadi.
Permasalahan sosial bukanlah
sebuah masalah sepele yang apabila kita diamkan lambat laun akan menghilang
dengan sendirinya. Tentunya tidak akan terjadi seperti itu tetapi harus ada
tindakan yang bertujuan untuk mengurangi bahkan untuk menyelesaikannya hingga
tuntas maslah-maslah sosial tersebut.
1. Pengangguran
Alternatif
dan solusi tentang kemiskinan dan pengganguran. Kemiskinan adalah suatu situasi
baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu
berinteraksi dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.Kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh. Garis kemiskinan yang
menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
- Persepsi manusia terhadap kebutuhan
pokok yang diperlukan
- Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
- Kebutuhan objektif manusia untuk bisa
hidup secara manusiawi
Kesenjangan
ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat
berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat
kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty
line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang, tidak
terkecuali di Indonesia.
Pengganguran
adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Kemiskinan
dan pengangguran adalah suatu masalah sosial yang harus segera dituntaskan dan
dicari solusinya dengan berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan,
mulai dari aspek pendidikan, hukum, keluarga, dan lingkungan.
Alternatif
dan solusi melalui pendidikan, pendidikan dapat mendidik seseorang memiliki
ketrampilan dan keahlian agar dapat ia gunakan dalam bekerja bahkan dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, dengan begitu penganguran dapat
berkurang dan pengentasan kemiskinan semakin menemui jalan keluarnya.
Pendidikan juga dapat menjadi sebuah sarana untuk mengembangkan suatu bakat
yang tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam bidang non akademik.
Salah satu caranya yakni banyaknya dibuka sekolah berbasis kejuruan SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) yang menyiapkan lulusannya agar langsung siap dalam
dunia kerja. Sekalipun fakta membuktikan tidak hanya orang yang tidak
berpendidikan yang yang menggangur dan miskin, tetapi juga orang-orang yang
berpendidikanpun juga banyak yang mengangur dan miskin. Ini disebabkan karena
kurangnya kesempatan kerja yang seharusnya dapat diciptakan orang itu sendiri
karena kesempatan tidak hanya untuk ditunggu tapi juga untuk diciptakan, demi
berkurangnya pengganguran dan menurunnya angka pengganguran serta kemiskinan.
Aspek
yang kedua yakni melalui jalur hukum, hukum dan pemerintah Indonesia tidak ada
bosan bosannya untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial demi terciptanya
keselarasan dan keimbangan masyarakat. Banyak cara yang telah dilakukan dalam
aspek hukum yakni dengan sering diadakanya bursa kerja bagi para pencari kerja,
pelatihan ketramilan, kucuran dana UKM (Usaha Kecil Menengah) yang memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk berwirausaha menciptakan suatu lapangan usaha
yang diharapkan dapat menarik banyak pengawai untuk menekan angka penganguran
dan kemiskinan, cara lain yakni dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) sekalipun
tidak serta merta menghapus angka kemiskinan tapi setidaknya dapat mengurangi
beban mereka yang kurang mampu, tettapi bukan berarti akan selamnya hidup
mereka ditangung oleh pemerintah dan mereka tidak berbuat apa-apa.
2. Narkoba
Narkoba
dan zat adiktif adalah obat-obat terlarang yang pemakaiannya hanya boleh
dilakukan secara medis dan tidak untuk dislahgunakan. Di Indonesia khususnya
sudah banyak penyalahgunaan penyalahgunaan zat adiktif tersebut secara hokum
ini harus benar-benar ditindak dengan jelas dan tidak boleh diremehkan.
Pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan bijaksana. Pelaku penyalahgunan
zat adiktif ini kebanyakan remaja usia 17-25tahun tetapi tidak menutupi
kemungkinan remaja anak-anak dibawah 17tahun dan dewasa diatas 25tahun juga
menjadi pelakunya. Ini disebabkan oleh beberapa factor yakni : adanya perdangan
narotika secara bebas melalui bandar bandar. Adanya pengaruh dari lingkungan
sekitar atau teman. Berada pada lingkungan yang buruk dan tidak bagus yang
didalam lingkungan itu terdapat orang orang pengguna dan Bandar serta
masyarakat yang berpendidikan rendah. Adanya uang yang cukup untuk membali
barang tersebut. Adanya mind set bahwa narkoba itu keren dan apabila tidak
menggunakannya dianggap sebagai seseorang yang tketinggalan zaman. Adanya
persepsi bahwa narkoba dapat menghilanggan stress dan pusing kepala. Ini adalah
suatu masalah sosial yang tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus ada
penanganan secara maksimal demi menyelesaikan maslah ini.
Mengatasi
melalui jalur pendidikan, pendidikan adalah cara yang sangat baik untuk
menyelesaikannya, sebaiknya para pelajar sudah mulai dikenalkan dengan bahaya
narkoba dan zatpzat adiktif ini, penggenalan secara mendalam juga perlu
dilaksanakan. Tidak kalah pentingnya lagi yakni pendidikan melalui agama.
Karena disemua agama mengajarkan bahwa narkoba itu tidak baik, Islam lebih
tegas terhadap masalah ini, narkoba hukumnya sudah jelas pasti haram, dan
neraka adalah jaminannya jia kta tetap memakai narkoba ini.
Penangganan
melalui hukum yakni sudah dibentuknya BNN (Badan Narkoba Nasional) yang
meanggani masalah ini kgususnya, jugasudah ada beberapa undang undang yang
menggatur yakini pada UU No 35 tahun 2009 tentang Penyalah gunaan psikitrobika
dan zat zat adiktif.
Penanganan melalui lingkup keluarga
Seseorang bisa menjadi pecandu narkoba karena banyak faktor, termasuk keluarga.
Faktor-faktor keluarga yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Keadaan
dan kondisi keluarga.
Keharmonisan
keluarga ikut menentukan mudahnya seseorang terkena narkoba atau tidak.
Keluarga yang kurang harmonis, baik antara suami-istri, orang tua-anak, serta
anggota keluarga yang lain, sangat memudahkan anggotanya terpikat oleh narkoba.
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan menciptakan kehidupan keluarga yang
harmonis.
2. Kurang
perhatian.
Perhatian
tidak cukup hanya dalam bentuk materi saja, tetapi perlu empati. Untuk
pencegahan, dapat dilakukan dengan membina perhatian dan kepedulian antar
anggota keluarga.
3. Kurangnya
komunikasi antarkeluarga.
Hal
ini menyebabkan anggota keluarga mencari orang lain (bukan keluarga) untuk
melepaskan segala permasalahan yang dialaminya. Untuk pencegahan, dapat
dilakukan dengan memperbaiki komunikasi dalam keluarga!
4. Kurang
kesatuan.
Kurangnya
kesatuan dalam keluarga membuat ikatan keluarga menjadi longgar. Dengan
demikian, masing-masing anggota keluarga akan mencari pelampiasan di tempat
lain. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan mengajak setiap anggota keluarga
agar beribadah bersama-sama.
5. Orang
tua yang otoriter.
Orang
tua yang selalu mengatur dan memaksakan kehendak, baik dalam menentukan
pendidikan atau hal-hal lain, membuat anggota keluarga -- anak merasa tidak
bebas. Anggota keluarga akan mencari pelampiasan kepada hal/orang lain. Untuk
pencegahan, ciptakan suasana keluarga yang terbuka, demokratis, dan ajarkan
kepada anak, agar berani mengemukakan pendapat dan berani mengatakan TIDAK
untuk hal/benda-benda asing/negatif (Say No to Drugs).
6. Terlalu
menuntut prestasi anak.
Orang
tua yang terlalu menuntut, bisa memicu timbulnya kejengkelan bagi anggota
keluarga. Apabila mereka yang dituntut tidak sanggup memenuhi tuntutan
tersebut, maka mereka bisa merasa depresi dan lari ke narkoba. Untuk
pencegahan, dapat dilakukan dengan memberikan kebebasan anggota keluarga
mengemukakan pendapat dan hargai pendapat mereka.
7. Terlalu
memanjakan anggota keluarga.
Kebiasaan
menuruti semua kemauan anak tidak baik. Untuk pencegahan, dapat dilakukan
dengan tidak memanjakan siapa pun dalam keluarga dan hindarkan kebebasan yang
tidak bertanggung jawab.
8. Kurang
pengawasan.
Salah
satu anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba bisa "menulari"
anggota keluarga yang lain. Waspadalah! Untuk pencegahan, dapat dilakukan
dengan segera obati penderita kecanduan dan kirim ke tempat rehabilitasi.
Peran Keluarga dalam
Penanggulangan Narkoba
Peran
keluarga sangat penting bagi setiap anggota keluarga yang menghadapi suatu
masalah. Dukungan keluarga terhadap anggotanya yang terjerat narkoba sangat
besar pengaruhnya dalam penyembuhan.
Biasanya,
para pecandu narkoba suka mencari sensasi, hiperaktif, mudah kecewa, cenderung
agresif, dan destruktif. Selain itu, ia juga kurang berpartisipasi dalam
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan kurang aktif di gereja (antisosial),
kurang cerdas, suka memberontak terhadap peraturan, dan suka berbohong. Kalau
anggota keluarga Anda sudah terkena narkoba, jangan berhenti berdoa dan
berharap kepada Tuhan, jangan jauhi dia, dengar keluhannya dengan sabar namun
tetap waspada. Ajak dia untuk berdoa agar dia diberikan kekuatan, ketabahan,
dan cara untuk melepaskan diri dari narkoba. Ajak dia berkonsultasi ke dokter
untuk memulihkan kesehatannya, apalagi kalau dia sedang sakaw. Setelah itu,
ajak dia untuk mengikuti pastoral konseling, kegiatan keagamaan, dan kebaktian
di gereja secara rutin. Jangan biarkan dia bergaul dengan teman-teman yang
menjadi pemakai. Lakukan rehabilitasi psikologis, baik di keluarga maupun
dengan bantuan psikolog, untuk memulihkan konsep diri dan mengembalikan
kepercayaan dirinya sebagai anak yang baik, berguna, dan diterima keluarga.
Lakukan rehabilitasi sosial, dengan didampingi keluarga, untuk belajar
keterampilan, latihan kerja, melakukan rekreasi, dan kebaktian di gereja, agar
dia merasa diterima sebagai keluarga dan anggota masyarakat. Keluarga harus
terus mendampingi dan mengawasi perubahan yang terjadi. Jaga pergaulannya agar
tidak kambuh lagi.
Sekali
mencoba narkoba, seseorang akan terbelenggu seumur hidup. Sekali ketagihan,
efek kejiwaan tidak hilang seumur hidup. Narkoba hanya menawarkan solusi
sementara, tetapi menciptakan masalah lain yang lebih besar. Narkoba merusak
tubuh dan jiwa. Jadi, jalan terbaik adalah tidak mencoba sama sekali.
Tidak
ada seorang pun yang paling tahu dan dapat membantu seorang pecandu narkoba
untuk sembuh dan kembali ke dalam lingkungan kehidupan yang normal, kecuali
keluarganya. Kasih, perhatian, dan doa seluruh anggota keluarga, merupakan obat
yang paling mujarab bagi pecandu narkoba
Dilihat
dari beberapa factor penyebabnya maka sudah dipastikan peran keluarg sangatlah
penting, sebaiknya keluarga harus saling dapat menjaga dan membari pengarahan
terhadap anggota keluarga lainnya, orang tua terutama harus berperan aktif dan
tidak hanya sibuk mencari nafkah tetapi juga memperikan perhatian penuh
terhadap putra putrinya.
Berikutnya yang terakhir
penelesaian masalah sosial penelahgunaan narkotika melalui lingkungan.
Penanggulangan narkoba berbasis masyarakat
Kasus
penyalahgunaan narkoba tidak dapat dipungkiri semakin mengkhawatirkan
masyarakat bahkan bangsa ini. Jaringan pengedarnya pun seakan terus meluas dan
sulit untuk diberantas. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk memberantas
permasalahan tersebut. Harus dipahami bahwa untuk mengatasi masalah ini
diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik dari lembaga pemerintah, LSM
atau masyarakat sekalipun. Seperti yang terjadi sekarang ini banyak lembaga
penanganan masalah penyalahgunaan narkoba berupa panti rehabilitasi baik milik
pemerintah ataupun swasta, ada juga banyak LSM yang gencar menyuarakan betapa
berbahayanya penggunaan narkoba, kemudian muncul juga perkumpulan-perkumpulan
dalam masyarakat yang menentang narkoba. Namun semua itu seakan terus berlomba
dengan semakin banyaknya pula kasus pengedaran dan penyalahgunaan narkoba.
Biasanya untuk lembaga-lembaga rehabilitasi formal, ia mempunya satu atau
beberapa model dalam upaya penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba, lalu
bagaimana dengan peran masyarakat, seperti apa mereka memandang permasalahan
ini?
Metode dan Teknik
Untuk
dapat keluar dari permasalahan narkoba ini diperlukan model penanggulagan yang
sangat mendasar dan berdasar pada prinsip dasar yang mengandalkan
kekuatan-kekuatan serta inisiatif warga masyarakat. Pendekatan ini dibangun
atas asumsi bahwa pada dasarnya setiap komunitas memiliki berbagai mekanisme
pemecahan masalah (Probelem Solving) yang seringkali lebih handal dibandingkan
dengan mekanisme artificial yang didesain orang luar secara instant.
Untuk
meningkatan efektifitas dan efisiensi mekanisme pemecahan masalah (Probelem
Solving) yang telah dimiliki masyarakat tersebut, maka metode Pengorganisasian
dan Pengembangan Masyarakat menjadi metode kunci untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat bahwa permasalahan narkoba dan kekuatan-kekuatan yang telah mereka
miliki, serta untuk menanggulangi partisipasi masyarakat dalam mengatasi
masalah. Metode tersebut juga perlu dikombinasikan dengan Metode Pekerjaan
Sosial dengan Kelompok yang mengedepankan berbagai teknik terapi kelompok, dan
manajemen akses setiap warga Negara terhadap berbagai pelayanan yang
tersedia.Pengguna metode-metode tersebut di atas perlu didasarkan pada hasil
penerapan teknik-teknik asemen partisipatif yang berbasis masyarakat.
Teknik-Teknik seperti Community Involvement (CI), Participatory Learning Action
(PLA), Methods of Participatory Assessment (MPA) dan lain-lain memegang peranan
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan upaya yang dilakukan.
KESIMPULAN
Masalah-masalah sosial di Indonesia
sangat beragam ini disebabkan karena pendududk Indonesia yang beragam pula,
seperti masalah kemiskinana, penganguran, urbanisani, trsnsmigrasi, narkotika
dan juga kkn serta masih banyak lagi lainnya.
Seperti biasanya semua akan
berjalan seimbang, setiapa ada massalah pasti ada pula jalan keluar untuk
menyelesaikannya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yakni melaluli aspek
pendidikan, hukum, ham, keluarga dan lingkungan.
Semuanya bertjuan demi menuntaskan
masalah-masalah sosial tersebut. Dan kami juga berharap adanya berubahan demi
lebih baiknya bangsa kita kedepan dengan berkurangnya bahwa dengan tuntasnya
semua permasalahan sosial ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar