Selasa, 20 Januari 2015

Cara Mengatasi Masalah Sosial

Saat ini banyak masalah-masalah sosial yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan kita semua. Masalah sosial seharusnya harus diselesaikan bersama dan bukan hanya sebagian atau beberapa orang, melihat Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomer 4 di dunia yakni pasti penduduk Indonesia sangat banyak. Semakin banyak individu akan semakin banyak pula persoalan yang dihadapi masing-masing individu.

Kali ini kami akan membahas beberapa solusi penyelesaian beberapa persoalan masalah-masalah sosial yang ada, yakni : kemiskinan, pengganguran, dan narkoba. Masalah-masalah sosial tersebut dapat diselesaikan melalui beberapa aspek yakni : pendidikan, hukum, HAM, keluarga dan lingkungan. Tentunya setiap aspek memiliki keutamaan masing-masing yang semuanya harus dijalankan dengan seimbang dan tidak boleh lebih mengutamakan hanya satu aspek saja dan yang lain tidak dihiraukan. Jadi pada intinya semua aspek sangat berhubungan yang apabila dilaksanakan dengan baik, benar dan tepat akan dapat mengatasi masalah-masalah sosial yang telah kami sebutkan diatas tadi.

Permasalahan sosial bukanlah sebuah masalah sepele yang apabila kita diamkan lambat laun akan menghilang dengan sendirinya. Tentunya tidak akan terjadi seperti itu tetapi harus ada tindakan yang bertujuan untuk mengurangi bahkan untuk menyelesaikannya hingga tuntas maslah-maslah sosial tersebut.

1.   Pengangguran
      Alternatif dan solusi tentang kemiskinan dan pengganguran. Kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.Kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
-       Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
-       Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
-       Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
      Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia.
      Pengganguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
      Kemiskinan dan pengangguran adalah suatu masalah sosial yang harus segera dituntaskan dan dicari solusinya dengan berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari aspek pendidikan, hukum, keluarga, dan lingkungan.
      Alternatif dan solusi melalui pendidikan, pendidikan dapat mendidik seseorang memiliki ketrampilan dan keahlian agar dapat ia gunakan dalam bekerja bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, dengan begitu penganguran dapat berkurang dan pengentasan kemiskinan semakin menemui jalan keluarnya. Pendidikan juga dapat menjadi sebuah sarana untuk mengembangkan suatu bakat yang tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam bidang non akademik. Salah satu caranya yakni banyaknya dibuka sekolah berbasis kejuruan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang menyiapkan lulusannya agar langsung siap dalam dunia kerja. Sekalipun fakta membuktikan tidak hanya orang yang tidak berpendidikan yang yang menggangur dan miskin, tetapi juga orang-orang yang berpendidikanpun juga banyak yang mengangur dan miskin. Ini disebabkan karena kurangnya kesempatan kerja yang seharusnya dapat diciptakan orang itu sendiri karena kesempatan tidak hanya untuk ditunggu tapi juga untuk diciptakan, demi berkurangnya pengganguran dan menurunnya angka pengganguran serta kemiskinan.
      Aspek yang kedua yakni melalui jalur hukum, hukum dan pemerintah Indonesia tidak ada bosan bosannya untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial demi terciptanya keselarasan dan keimbangan masyarakat. Banyak cara yang telah dilakukan dalam aspek hukum yakni dengan sering diadakanya bursa kerja bagi para pencari kerja, pelatihan ketramilan, kucuran dana UKM (Usaha Kecil Menengah) yang memberikan kesempatan bagi seseorang untuk berwirausaha menciptakan suatu lapangan usaha yang diharapkan dapat menarik banyak pengawai untuk menekan angka penganguran dan kemiskinan, cara lain yakni dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) sekalipun tidak serta merta menghapus angka kemiskinan tapi setidaknya dapat mengurangi beban mereka yang kurang mampu, tettapi bukan berarti akan selamnya hidup mereka ditangung oleh pemerintah dan mereka tidak berbuat apa-apa.

2.   Narkoba

      Narkoba dan zat adiktif adalah obat-obat terlarang yang pemakaiannya hanya boleh dilakukan secara medis dan tidak untuk dislahgunakan. Di Indonesia khususnya sudah banyak penyalahgunaan penyalahgunaan zat adiktif tersebut secara hokum ini harus benar-benar ditindak dengan jelas dan tidak boleh diremehkan. Pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan bijaksana. Pelaku penyalahgunan zat adiktif ini kebanyakan remaja usia 17-25tahun tetapi tidak menutupi kemungkinan remaja anak-anak dibawah 17tahun dan dewasa diatas 25tahun juga menjadi pelakunya. Ini disebabkan oleh beberapa factor yakni : adanya perdangan narotika secara bebas melalui bandar bandar. Adanya pengaruh dari lingkungan sekitar atau teman. Berada pada lingkungan yang buruk dan tidak bagus yang didalam lingkungan itu terdapat orang orang pengguna dan Bandar serta masyarakat yang berpendidikan rendah. Adanya uang yang cukup untuk membali barang tersebut. Adanya mind set bahwa narkoba itu keren dan apabila tidak menggunakannya dianggap sebagai seseorang yang tketinggalan zaman. Adanya persepsi bahwa narkoba dapat menghilanggan stress dan pusing kepala. Ini adalah suatu masalah sosial yang tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus ada penanganan secara maksimal demi menyelesaikan maslah ini.
      Mengatasi melalui jalur pendidikan, pendidikan adalah cara yang sangat baik untuk menyelesaikannya, sebaiknya para pelajar sudah mulai dikenalkan dengan bahaya narkoba dan zatpzat adiktif ini, penggenalan secara mendalam juga perlu dilaksanakan. Tidak kalah pentingnya lagi yakni pendidikan melalui agama. Karena disemua agama mengajarkan bahwa narkoba itu tidak baik, Islam lebih tegas terhadap masalah ini, narkoba hukumnya sudah jelas pasti haram, dan neraka adalah jaminannya jia kta tetap memakai narkoba ini.
      Penangganan melalui hukum yakni sudah dibentuknya BNN (Badan Narkoba Nasional) yang meanggani masalah ini kgususnya, jugasudah ada beberapa undang undang yang menggatur yakini pada UU No 35 tahun 2009 tentang Penyalah gunaan psikitrobika dan zat zat adiktif.
Penanganan melalui lingkup keluarga Seseorang bisa menjadi pecandu narkoba karena banyak faktor, termasuk keluarga. Faktor-faktor keluarga yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1.   Keadaan dan kondisi keluarga.
      Keharmonisan keluarga ikut menentukan mudahnya seseorang terkena narkoba atau tidak. Keluarga yang kurang harmonis, baik antara suami-istri, orang tua-anak, serta anggota keluarga yang lain, sangat memudahkan anggotanya terpikat oleh narkoba. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis.

2.   Kurang perhatian.
      Perhatian tidak cukup hanya dalam bentuk materi saja, tetapi perlu empati. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan membina perhatian dan kepedulian antar anggota keluarga.

3.   Kurangnya komunikasi antarkeluarga.
      Hal ini menyebabkan anggota keluarga mencari orang lain (bukan keluarga) untuk melepaskan segala permasalahan yang dialaminya. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan memperbaiki komunikasi dalam keluarga!

4.   Kurang kesatuan.  
      Kurangnya kesatuan dalam keluarga membuat ikatan keluarga menjadi longgar. Dengan demikian, masing-masing anggota keluarga akan mencari pelampiasan di tempat lain. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan mengajak setiap anggota keluarga agar beribadah bersama-sama.

5.   Orang tua yang otoriter.
      Orang tua yang selalu mengatur dan memaksakan kehendak, baik dalam menentukan pendidikan atau hal-hal lain, membuat anggota keluarga -- anak merasa tidak bebas. Anggota keluarga akan mencari pelampiasan kepada hal/orang lain. Untuk pencegahan, ciptakan suasana keluarga yang terbuka, demokratis, dan ajarkan kepada anak, agar berani mengemukakan pendapat dan berani mengatakan TIDAK untuk hal/benda-benda asing/negatif (Say No to Drugs).

6.   Terlalu menuntut prestasi anak.
      Orang tua yang terlalu menuntut, bisa memicu timbulnya kejengkelan bagi anggota keluarga. Apabila mereka yang dituntut tidak sanggup memenuhi tuntutan tersebut, maka mereka bisa merasa depresi dan lari ke narkoba. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan memberikan kebebasan anggota keluarga mengemukakan pendapat dan hargai pendapat mereka.

7.   Terlalu memanjakan anggota keluarga.
      Kebiasaan menuruti semua kemauan anak tidak baik. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan tidak memanjakan siapa pun dalam keluarga dan hindarkan kebebasan yang tidak bertanggung jawab.

8.   Kurang pengawasan.
      Salah satu anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba bisa "menulari" anggota keluarga yang lain. Waspadalah! Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan segera obati penderita kecanduan dan kirim ke tempat rehabilitasi.

Peran Keluarga dalam Penanggulangan Narkoba
      Peran keluarga sangat penting bagi setiap anggota keluarga yang menghadapi suatu masalah. Dukungan keluarga terhadap anggotanya yang terjerat narkoba sangat besar pengaruhnya dalam penyembuhan.
      Biasanya, para pecandu narkoba suka mencari sensasi, hiperaktif, mudah kecewa, cenderung agresif, dan destruktif. Selain itu, ia juga kurang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan kurang aktif di gereja (antisosial), kurang cerdas, suka memberontak terhadap peraturan, dan suka berbohong. Kalau anggota keluarga Anda sudah terkena narkoba, jangan berhenti berdoa dan berharap kepada Tuhan, jangan jauhi dia, dengar keluhannya dengan sabar namun tetap waspada. Ajak dia untuk berdoa agar dia diberikan kekuatan, ketabahan, dan cara untuk melepaskan diri dari narkoba. Ajak dia berkonsultasi ke dokter untuk memulihkan kesehatannya, apalagi kalau dia sedang sakaw. Setelah itu, ajak dia untuk mengikuti pastoral konseling, kegiatan keagamaan, dan kebaktian di gereja secara rutin. Jangan biarkan dia bergaul dengan teman-teman yang menjadi pemakai. Lakukan rehabilitasi psikologis, baik di keluarga maupun dengan bantuan psikolog, untuk memulihkan konsep diri dan mengembalikan kepercayaan dirinya sebagai anak yang baik, berguna, dan diterima keluarga. Lakukan rehabilitasi sosial, dengan didampingi keluarga, untuk belajar keterampilan, latihan kerja, melakukan rekreasi, dan kebaktian di gereja, agar dia merasa diterima sebagai keluarga dan anggota masyarakat. Keluarga harus terus mendampingi dan mengawasi perubahan yang terjadi. Jaga pergaulannya agar tidak kambuh lagi.
      Sekali mencoba narkoba, seseorang akan terbelenggu seumur hidup. Sekali ketagihan, efek kejiwaan tidak hilang seumur hidup. Narkoba hanya menawarkan solusi sementara, tetapi menciptakan masalah lain yang lebih besar. Narkoba merusak tubuh dan jiwa. Jadi, jalan terbaik adalah tidak mencoba sama sekali.
      Tidak ada seorang pun yang paling tahu dan dapat membantu seorang pecandu narkoba untuk sembuh dan kembali ke dalam lingkungan kehidupan yang normal, kecuali keluarganya. Kasih, perhatian, dan doa seluruh anggota keluarga, merupakan obat yang paling mujarab bagi pecandu narkoba
      Dilihat dari beberapa factor penyebabnya maka sudah dipastikan peran keluarg sangatlah penting, sebaiknya keluarga harus saling dapat menjaga dan membari pengarahan terhadap anggota keluarga lainnya, orang tua terutama harus berperan aktif dan tidak hanya sibuk mencari nafkah tetapi juga memperikan perhatian penuh terhadap putra putrinya.
Berikutnya yang terakhir penelesaian masalah sosial penelahgunaan narkotika melalui lingkungan.

Penanggulangan narkoba berbasis masyarakat
      Kasus penyalahgunaan narkoba tidak dapat dipungkiri semakin mengkhawatirkan masyarakat bahkan bangsa ini. Jaringan pengedarnya pun seakan terus meluas dan sulit untuk diberantas. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk memberantas permasalahan tersebut. Harus dipahami bahwa untuk mengatasi masalah ini diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik dari lembaga pemerintah, LSM atau masyarakat sekalipun. Seperti yang terjadi sekarang ini banyak lembaga penanganan masalah penyalahgunaan narkoba berupa panti rehabilitasi baik milik pemerintah ataupun swasta, ada juga banyak LSM yang gencar menyuarakan betapa berbahayanya penggunaan narkoba, kemudian muncul juga perkumpulan-perkumpulan dalam masyarakat yang menentang narkoba. Namun semua itu seakan terus berlomba dengan semakin banyaknya pula kasus pengedaran dan penyalahgunaan narkoba. Biasanya untuk lembaga-lembaga rehabilitasi formal, ia mempunya satu atau beberapa model dalam upaya penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba, lalu bagaimana dengan peran masyarakat, seperti apa mereka memandang permasalahan ini?

Metode dan Teknik
      Untuk dapat keluar dari permasalahan narkoba ini diperlukan model penanggulagan yang sangat mendasar dan berdasar pada prinsip dasar yang mengandalkan kekuatan-kekuatan serta inisiatif warga masyarakat. Pendekatan ini dibangun atas asumsi bahwa pada dasarnya setiap komunitas memiliki berbagai mekanisme pemecahan masalah (Probelem Solving) yang seringkali lebih handal dibandingkan dengan mekanisme artificial yang didesain orang luar secara instant.
      Untuk meningkatan efektifitas dan efisiensi mekanisme pemecahan masalah (Probelem Solving) yang telah dimiliki masyarakat tersebut, maka metode Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat menjadi metode kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa permasalahan narkoba dan kekuatan-kekuatan yang telah mereka miliki, serta untuk menanggulangi partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah. Metode tersebut juga perlu dikombinasikan dengan Metode Pekerjaan Sosial dengan Kelompok yang mengedepankan berbagai teknik terapi kelompok, dan manajemen akses setiap warga Negara terhadap berbagai pelayanan yang tersedia.Pengguna metode-metode tersebut di atas perlu didasarkan pada hasil penerapan teknik-teknik asemen partisipatif yang berbasis masyarakat. Teknik-Teknik seperti Community Involvement (CI), Participatory Learning Action (PLA), Methods of Participatory Assessment (MPA) dan lain-lain memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan upaya yang dilakukan.

KESIMPULAN

Masalah-masalah sosial di Indonesia sangat beragam ini disebabkan karena pendududk Indonesia yang beragam pula, seperti masalah kemiskinana, penganguran, urbanisani, trsnsmigrasi, narkotika dan juga kkn serta masih banyak lagi lainnya.
Seperti biasanya semua akan berjalan seimbang, setiapa ada massalah pasti ada pula jalan keluar untuk menyelesaikannya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yakni melaluli aspek pendidikan, hukum, ham, keluarga dan lingkungan.
Semuanya bertjuan demi menuntaskan masalah-masalah sosial tersebut. Dan kami juga berharap adanya berubahan demi lebih baiknya bangsa kita kedepan dengan berkurangnya bahwa dengan tuntasnya semua permasalahan sosial ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar